indonesia blog

blog-indonesia.com
Home » » sejarah bang-pitung (ulang tahun jakarta)

sejarah bang-pitung (ulang tahun jakarta)

sekarang,..,lg rame-ramenyeh.,.,.,mo ngrayain ultahnyeh jakrata yang ke 485 jakarte, rasanyeh ampir meriah bangt nih peryaan tahunan. banyak yang ngraayain dari msing-masing versi, dari budaye yang ga kalah penting kayaaa betawi..melayu...ampeee yang campur aduk tumplek jadi satuyang k pengen meriahin ulang tahun jakarte.
tapiiii,.,, di sini ayeh mo ngbahas tentang si.pitung..!!! naahhhhh..... ga adeh slahnyeh jika kite semua kudu tau samah tuh yng namanyeh bang-pitung, karena dieh ini salah satu icon yang ga kalh penting dari bagian lengenda serta warisan budaya Betawi khususnya dan Indonesia umumnya... ga mo panjang lebar deh,,,nih ayeh bahassss...
bang- Pitung merupakan nama panggilan asal kata dari Bahasa Jawa Pituan Pitulung (Kelompok Tujuh), kemudian nama panggilan ini menjadi Pitung. Nama asli Si Pitung sendiri adalah Salihun (Salihoen).
bang-Pitung lahir di daerah Pengumben sebuah kampung di Rawabelong yang pada saat ini berada di sekitar lokasi Stasiun Kereta Api Palmerah. Ayahnya bernama Bung Piung dan ibunya bernama Mbak Pinah. Pitung menerima pendidikan di pesantren yang dipimpin oleh Haji Naipin (seorang pedagang kambing). Seperti yang dikisahkan dalam film Si Pitung (1970).
Bang-Pitung merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, pasangan suami-istri Piun dan Pinah.Si Pitung, berdasarkan cerita rakyat (folklore) yang masih hidup di masyarakat Betawi, sejak kecil belajar mengaji di langgar (mushala) di kampung Rawa Belong. Dia, menurut istilah Betawi, ‘orang yang denger kate’. Dia juga ‘terang hati’, cakep menangkap pelajaran agama yang diberikan ustadznya, sampai mampu membaca (tilawat) Alquran. Selain belajar agama, dengan H Naipin, Pitung –seperti warga Betawi lainnya–, juga belajar ilmu silat. H Naipin, juga guru tarekat dan ahli maen pukulan. Masa mudanya, dihabiskan dengan mempelajari ilmu silat dengan pengawasan gurunya di Rawabelong. Selama mempelajari silat, Pitung juga memperoleh ilmu kekebalan.
Setelah dewasa bang-Pitung melakukan gerakan bersama teman-temannya karena ia tidak tega melihat rakyat-rakyat yang miskin. Untuk itu ia bergerilya untuk merampas dan merampok harta-harta masyarakat yang hasil rampasannya ini dibagikan kepada rakyat miskin yang memerlukannya.

Selain itu bang-Pitung suka membela kebenaran dimana kalau bertemu dengan para perampas demi kepentingannya sendiri maka sama bang-Pitung akan dilawan dan dari semua lawannya bang-Pitung selalu unggul.

Gerakan bang-Pitung semakin meluar dan akhirnya kompeni Belanda yang saat itu memegang kekuasan di negeri Indonesia melakukan tindakan terhadap bang-Pitung. Pemimpin polisi Belanda mengerahkan pasukannya untuk menangkap bang-Pitung, namun berkali-kali serangan tersebut tidak menghasilkan apa-apa. bang-Pitung selalu lolos dan tidak mudah untuk ditangkap oleh pasukan Belanda. Ditambah-tambah bang-Pitung mempunyai ilmu kebal terhadap senjata tajam dan sejata api.
Menurut Damardini (1993:148) dalam Van Till (1996):
''Pitung memang perampok. Mungkin saja Haji Samsudin dipukuli ketika itu. Kalau menurut istilah sekarang, Pitung itu pengacau, dan dicari oleh Pemerintah. Pitung memang jahat. Pekerjaannya merampok dan memeras orang-orang kaya. Menurut kabar, hasil rampokannya dibagikan pada rakyat miskin. Namun sebenarnya tidak. Tidak ada perampok yang rela membagi hasil rampokannya dengan cuma-cuma, bukan? Menurut kabar, Pitung menyumbangkan uangnya pada mesjid-mesjid. Saat itu mesjid hanya ada di Pekojan, Luar Batang, dan Kampung Sawah. Tidak ada bukti bahwa Pitung mendermakan uangnya di sana.'''

Pitung menjadi karakter sebagai Robin Hood versi Betawi dikembangkan oleh Lukman Karmani (Till, 1996).Karmani menulis novel Si Pitung, novel ini dikisahkan bahwa Si Pitung sebagai pahlawan sosial. Menurut Rahmat Ali (1993).

'Pitung sebagai tokoh kisah Betawi masa lampau memang dikenal sebagai perampok, tetapi hasil rampokan itu digunakan untuk menolong orang-orang yang menderita. Dia adalah Robin Hood Indonesia. Walaupun demikian pihak yang berwenang tidak memberikan toleransi, orang yang bersalah harus tetap diberi hukuman yang setimpal' (Rahmat Ali 1993:7)

Beragam pro dan kontra banyak menyelubungi di balik kisah legenda Si Pitung ini, tetapi pada dasarnya bahwa tokoh Si Pitung adalah cerminan pemberontakan sosial yang dilakukan oleh "Orang Betawi" terhadap penguasa pada saat itu yaitu Belanda. Apakah hal ini dipertanyakan valid atau tidaknya, kisah Si Pitung begitu harum didengar dari generasi ke generasi oleh masyarakat Betawi sebagai tanda pembebasan sosial dari belenggu penjajah. Hal ini ditunjukkan dari Rancak Pitung di atas bagaimana Si Pitung begitu ditakuti oleh pemerintah Belanda pada saat itu.
gimanehhhh,.,. setelah ngebahas ampe kelar,,perjalanan kisah bang-pitung sengganyeh sdikit bnaak dapet info yeh,,,, ntarrrr kiteh sambung lagi tentang sejarah kematian bang pitung. ampe jelasss..
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. anak kampung blog - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger